Materi Tentang Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Monolog dan Teks Drama Pendek
Friday, 15 May 2015
Add Comment
Selamat datang di Blog Kumpulan Materi bahasa Indonesia, dimana blog ini
berisi tentang kumpulan materia bahasa indonesia. Selain kumpulan
materi bahasa indonesia blog ini juga berisi tentang RPP Bahasa
Indonesia. Untuk memperluas jangkauan tentang pengetahuan di dunia
pendidikan maka saya sisipkan berita terbaru tentang dunia pendidikan di
indonesia.
pada kesempatan kali ini kita akan membahas dua sub poko pembelajaran tentang mengkonversi. Hal-hal dalam mengkonversi yakni Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Monolog dan Teks Drama Pendek.
Namun terlebih dahulu yang akan kita paparkan adalah Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Monolog, silahkan simak penjelasan di bawah ini :
langkah-langkah konversi teks negosiasi ke dalam monolog :
1. Mengubah teks dialog menjadi teks naratif
Naratif berarti cerita. Berbeda dengan dialog yang menekankan alur pada lakuan dan percakapan antarpartisipan, pada naratif alur dijelaskan dengan penceritaan. Teks ini menyampaikan suatu peristiwa dengan kata-kata, termasuk dalam menggambarkan keadaan peristiwa tersebut.
Kadang kala, penceritaan kisah disampaikan dengan menambahkan unsur-unsur keindahan di dalamnya. Naratif memiliki unsur-unsur penting yang wajib hadir, yaitu alur, karakter, dan sudut pandang.
2. Menambah unsur sudut pandang
2. Menambah unsur sudut pandang
Sudut pandang dalam prosa adalah unsur yang sangat penting. Dengan unsur inilah, pengarang mengambil posisi bercerita. Unsur ini terbagi menjadi tiga macam: sudut pandang pertama (pengarang ikut ke dalam cerita), sudut pandang ketiga(pengarang tidak ikut ke dalam cerita), dan sudut pandang campuran. Sudut pandang pertama terbagi ke dalam dua hal: pertama pelaku utama (pengarang menjadi tokoh utama) dan pertama pelaku sampingan (pengarang menjadi pelaku sampingan.
Unsur ini menekankan pronomina persona kata aku atau saya. Sudut pandang ketiga terbagi ke dalam dua macam: ketiga serbatahu (pengarang ibarat tuhan) dan ketiga pengamat/terbatas (pengarang sebagai pengamat). Unsur ini menekankan pronomina persona ketiga, yaitu penggunaan kata dia, ia, atau penyebutan nama tokoh.
Sekarang pembahasan selanjutnya adalah Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Drama Pendek.
Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Drama Pendek
Untuk menulis teks negosiasi menjadi teks drama pendek, ada beberapa langkah yang harus diikuti. Berikut langkah-langkah untuk menulis sebuah teks negosiasi yang dikonversi menjadi teks drama pendek.
Untuk menulis teks negosiasi menjadi teks drama pendek, ada beberapa langkah yang harus diikuti. Berikut langkah-langkah untuk menulis sebuah teks negosiasi yang dikonversi menjadi teks drama pendek.
1. Menentukan dan memilih teks negosiasi yang akan dijadikan teks drama pendek. Topik negosiasi dapat berupa: penawaran harga barang, pemenuhan kebutuhan barang rumah tangga, antara nasabah dan bank, dan antara ayah dan anak. Pilih sebuah topik yang menarik.
2. Menentukan partisipan sesuai teks negosiasi. Partisipan adalah pemeran yang dapat digambarkan sebagai penjual-pembeli, ayah-anak, ibu-anak, guru-siswa, warga masyarakat desa Mekar - kepala desa Mekar, dan sebagainya.
3. Mengubah teks negosiasi menjadi sebuah percakapan atau dialog pendek. Caranya dengan mengubah kalimat tidak langsung menjadi kalimat langsung.
4. Menambahkan kesan drama berupa konflik batin dan memunculkan aksi atau akting pada partisipan. Aksi atau akting pada partisipan biasanya dituliskan dalam tanda kurung buka dan tutup.
5. Mengembangkan atau mengonversi teks negosiasi menjadi teks drama pendek atau dialog.
Nah, sekarang kita lihat contohnya, biar lebih terarah penjelasan di atas dan mengena pada situasi pembelajaran.
Contoh Teks Negosiasi
Di sebuah kantor penerbitan sedang diadakan sebuah rapat yang dihadiri oleh kepala redaksi, editor, dan penulis. Oleh karena telah lama menjalin kerja sama, ketiganya merasa perlu untuk membuat sebuah buku mengenai Kebudayaan Indonesia yang mulai luntur. Kepala redaksi berniat menerbitkan buku tersebut dengan jumlah halaman 80, sedangkan penulis bersikukuh menulis 150 halaman. Setelah bernegosiasi, mereka akhirnya sepakat untuk menerbitkan buku sebanyak 120 halaman.
Konversi Ke Teks Drama Pendek
Kepala redaksi: Bagaimana, Bu, mengenai rencana kita untuk menerbitkan buku Kebudayaan Indonesia? (membuka buku catatan)
Penulis: Ya, Pak. Ini saya sudah membuat konsepnya. Silakan dilihat. (menyerahkan dua lembar kertas konsep buku)
Kepala redaksi: Hmmm, isinya sangat lengkap membahas kebudayaan Indonesia, ya, Bu. Ini bagus sekali. Saya targetkan akan mencetak 80 halaman, ya, Bu.
Penulis: 80 halaman, Pak? (mengerutkan dahi) Sedikit sekali, ya, Pak. Saya malah perkirakan ini akan menjadi 150 halaman, Pak.
Kepala redaksi: Ya, Bu. Keputusan itu sudah berdasarkan sistem cetak buku. Kalau melebihi 80 kemungkinan harga buku akan mahal.
Editor: Maaf, Pak, menurut saya, buku ini akan laku di pasaran. Bagaimana kalau 120 halaman saja? Jadi, naikkan harga sedikit dan naikkan juga kualitas isi buku agar pembeli tidak merasa rugi dengan harga yang sedikit mahal.
Penulis: Nah, saya setuju dengan editor. Ya, lebih baik 120 halaman saja.
Kepala redaksi: Oh ya, saya pikir 120 tidak terlalu masalah. Baiklah kalau begitu akan kita terbitkan dengan jumlah halaman 120 saja.
Penulis: Baik, terima kasih.(saling bersalaman)
Penulis: Ya, Pak. Ini saya sudah membuat konsepnya. Silakan dilihat. (menyerahkan dua lembar kertas konsep buku)
Kepala redaksi: Hmmm, isinya sangat lengkap membahas kebudayaan Indonesia, ya, Bu. Ini bagus sekali. Saya targetkan akan mencetak 80 halaman, ya, Bu.
Penulis: 80 halaman, Pak? (mengerutkan dahi) Sedikit sekali, ya, Pak. Saya malah perkirakan ini akan menjadi 150 halaman, Pak.
Kepala redaksi: Ya, Bu. Keputusan itu sudah berdasarkan sistem cetak buku. Kalau melebihi 80 kemungkinan harga buku akan mahal.
Editor: Maaf, Pak, menurut saya, buku ini akan laku di pasaran. Bagaimana kalau 120 halaman saja? Jadi, naikkan harga sedikit dan naikkan juga kualitas isi buku agar pembeli tidak merasa rugi dengan harga yang sedikit mahal.
Penulis: Nah, saya setuju dengan editor. Ya, lebih baik 120 halaman saja.
Kepala redaksi: Oh ya, saya pikir 120 tidak terlalu masalah. Baiklah kalau begitu akan kita terbitkan dengan jumlah halaman 120 saja.
Penulis: Baik, terima kasih.(saling bersalaman)
Sampai disitu penjelasan mengenai Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Monolog dan Teks Drama Pendek mudah-muahan bisa bermanfaat. Terima Kasih.
0 Response to "Materi Tentang Langkah-Langkah Konversi Teks Negosiasi Menjadi Teks Monolog dan Teks Drama Pendek"
Post a Comment