Materi Tentang Karakteristik Teks Drama dan Film
Tuesday, 28 April 2015
1 Comment
Selamat datang di Blog Kumpulan Materi bahasa Indonesia, dimana blog ini
berisi tentang kumpulan materia bahasa indonesia. Selain kumpulan
materi bahasa indonesia blog ini juga berisi tentang RPP Bahasa
Indonesia. Untuk memperluas jangkauan tentang pengetahuan di dunia
pendidikan maka saya sisipkan berita terbaru tentang dunia pendidikan di
indonesia.
Pada materi kali ini, kita akan memahami karakteristik teks ulasan. Teks ulasan adalah teks yang berisi penilaian atau kritik terhadap suatu karya, baik buku, film, maupun drama. Laporan mengenai penilaian inilah yang menjadi satu ciri khas teks ulasan. Ia menjadi tujuan dasar mengapa teks ulasan dibuat. Salah satu contoh dari teks ulasan adalah teks resensi.
Pada materi sebelumnya, kita telah memahami ada pembeda antara teks ulasan dan teks yang lain. Ada dua hal yang kita gunakan dalam mengidentifikasi teks ulasan: (1) struktur dan (2) ciri kebahasaan. Jika kita perhatikan dari segi struktur, teks ulasan memiliki struktur tafsiran isi dan evaluasi, sedangkan teks lain tidak memilikinya.
Jika kita memerhatikan ciri kebahasaannya, teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas, seperti menggunakan kata sifat, kata kerja, dan pemilihan kata yang bersifat metafor (diksi) untuk memuji, mengkritik, atau menanggapi suatu hal. Selain itu, untuk menunjukkan hubungan yang logis antara satu pemikiran dan pemikiran yang lain dalam mengkritik, teks ulasan lebih cenderung menggunakan kalimat kompleks, baik kompleks setara (parataksis) maupun kompleks bertingkat (hipotaksis).
Teks ulasan termasuk ke dalam laporan yang bersifat formal sehingga kita juga perlu mencermati EYD dan penggunaan kosakatanya. Penggunaan kosakata dalam teks ulasan harus mengikuti penulisan yang baku. Kata-kata yang biasa diperhatikan adalah penulisan kata serapan yang tepat.
Perhatikan!
Agar lebih memahami karakteristik teks ulasan, berikut adalah penjabaran ciri kebahasaan tersebut.
1. Kata sifat
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menunjukkan keadaan atau sifat seseorang. Dalam kajian fungsional linguistik, kata sifat digunakan untuk memberikan interpretasi/penilaian subjektif atas satuan yang dituju. Kata-kata yang termasuk kata sifat dan contoh penggunaannya adalah sebagai berikut.
Frasa adjektiva : sangat baik, belum sehat,
Frasa nomina pewatas sifat : pria kuat
2. Kata kerja
Kata kerja atau verba adalah kata yang dipakai untuk menunjukkan tindakan atau pekerjaan yang dilakukan oleh subjek kalimat. Kata kerja biasa digunakan untuk menghubungkan kelas kata benda agar membentuk satu klausa seperti pria itu makan. Kata makan di sana adalah kata kerja yang memberikan hubungan makna dengan kelas nomina pria itu. Dalam sistemik fungsional linguistik, verba dibagi ke dalam beberapa bagian: verba mental, material, relasional, dan verba tingkah laku.
3. Diksi metafor
Adakalanya dalam memberikan suatu penilaian, seorang pengulas menggunakan kata-kata yang bernada metafor. Metafor atau penggunaan gaya bahasa digunakan agar pesan yang disampaikan terasa mengena di benak pembaca. Sebagai contoh sederhana, bandingkan kalimat berikut!
1. Dari segi sampul, buku ini sangat komunikatif dan menarik (lugas tanpa diksi).
2. Sampul buku seakan menyapa dan mengajak kita untuk mendekat (konotatif dengan penggunaan diksi).
Kalimat 1 adalah kalimat lugas yang biasa kita ucapkan dalam bentuk komunikasi sehari-hari, sedangkan kalimat kedua adalah kalimat dengan diksi. Kata-kata lugas dalam kalimat 1 bisa saja diubah oleh pengarang menjadi lebih kreatif tanpa harus mengubah makna. Perhatikan rincian berikut!
1. Komunikatif = buku seakan menyapa
2. Buku sangat menarik = mengajak mendekat
4. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu verba utama. Dalam artian lain, ia memiliki dua klausa atau lebih. Kalimat kompleks memiliki dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataksis (setara) dan hipotaksis (bertingkat). Kalimat kompleks ditandai oleh munculnya konjungsi. Contoh kalimat kompleks adalah sebagai berikut.
a. Mereka sudah lama menunggu Godot, tetapi ia belum juga datang (parataksis).
b. Kejadian itu masih teringat di kepala mereka karena belum lama berselang (hipotaksis).
5. Penulisan kata serapan
Penulisan kata serapan harus sesuai dengan kaidah kebakuan. Satu hal yang cukup mendasar adalah dengan memerhatikan bentuk asli kata tersebut. Contohnya adalah penulisan kata atlit yang salah dan seharusnya ditulis atlet. Hal ini disebabkan kata tersebut aslinya ditulis athlete. Satu konsep sederhana adalah sebagian besar huruf vokal tidak berubah.
Contoh
Practice → praktik
Extreme → ekstrem
Concrete → konkret
Ada dua hal yang kita gunakan dalam mengidentifikasi teks ulasan:
Pada materi sebelumnya, kita telah memahami ada pembeda antara teks ulasan dan teks yang lain. Ada dua hal yang kita gunakan dalam mengidentifikasi teks ulasan: (1) struktur dan (2) ciri kebahasaan. Jika kita perhatikan dari segi struktur, teks ulasan memiliki struktur tafsiran isi dan evaluasi, sedangkan teks lain tidak memilikinya.
Jika kita memerhatikan ciri kebahasaannya, teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas, seperti menggunakan kata sifat, kata kerja, dan pemilihan kata yang bersifat metafor (diksi) untuk memuji, mengkritik, atau menanggapi suatu hal. Selain itu, untuk menunjukkan hubungan yang logis antara satu pemikiran dan pemikiran yang lain dalam mengkritik, teks ulasan lebih cenderung menggunakan kalimat kompleks, baik kompleks setara (parataksis) maupun kompleks bertingkat (hipotaksis).
Teks ulasan termasuk ke dalam laporan yang bersifat formal sehingga kita juga perlu mencermati EYD dan penggunaan kosakatanya. Penggunaan kosakata dalam teks ulasan harus mengikuti penulisan yang baku. Kata-kata yang biasa diperhatikan adalah penulisan kata serapan yang tepat.
Perhatikan!
Agar lebih memahami karakteristik teks ulasan, berikut adalah penjabaran ciri kebahasaan tersebut.
1. Kata sifat
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menunjukkan keadaan atau sifat seseorang. Dalam kajian fungsional linguistik, kata sifat digunakan untuk memberikan interpretasi/penilaian subjektif atas satuan yang dituju. Kata-kata yang termasuk kata sifat dan contoh penggunaannya adalah sebagai berikut.
Frasa adjektiva : sangat baik, belum sehat,
Frasa nomina pewatas sifat : pria kuat
2. Kata kerja
Kata kerja atau verba adalah kata yang dipakai untuk menunjukkan tindakan atau pekerjaan yang dilakukan oleh subjek kalimat. Kata kerja biasa digunakan untuk menghubungkan kelas kata benda agar membentuk satu klausa seperti pria itu makan. Kata makan di sana adalah kata kerja yang memberikan hubungan makna dengan kelas nomina pria itu. Dalam sistemik fungsional linguistik, verba dibagi ke dalam beberapa bagian: verba mental, material, relasional, dan verba tingkah laku.
3. Diksi metafor
Adakalanya dalam memberikan suatu penilaian, seorang pengulas menggunakan kata-kata yang bernada metafor. Metafor atau penggunaan gaya bahasa digunakan agar pesan yang disampaikan terasa mengena di benak pembaca. Sebagai contoh sederhana, bandingkan kalimat berikut!
1. Dari segi sampul, buku ini sangat komunikatif dan menarik (lugas tanpa diksi).
2. Sampul buku seakan menyapa dan mengajak kita untuk mendekat (konotatif dengan penggunaan diksi).
Kalimat 1 adalah kalimat lugas yang biasa kita ucapkan dalam bentuk komunikasi sehari-hari, sedangkan kalimat kedua adalah kalimat dengan diksi. Kata-kata lugas dalam kalimat 1 bisa saja diubah oleh pengarang menjadi lebih kreatif tanpa harus mengubah makna. Perhatikan rincian berikut!
1. Komunikatif = buku seakan menyapa
2. Buku sangat menarik = mengajak mendekat
4. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu verba utama. Dalam artian lain, ia memiliki dua klausa atau lebih. Kalimat kompleks memiliki dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataksis (setara) dan hipotaksis (bertingkat). Kalimat kompleks ditandai oleh munculnya konjungsi. Contoh kalimat kompleks adalah sebagai berikut.
a. Mereka sudah lama menunggu Godot, tetapi ia belum juga datang (parataksis).
b. Kejadian itu masih teringat di kepala mereka karena belum lama berselang (hipotaksis).
5. Penulisan kata serapan
Penulisan kata serapan harus sesuai dengan kaidah kebakuan. Satu hal yang cukup mendasar adalah dengan memerhatikan bentuk asli kata tersebut. Contohnya adalah penulisan kata atlit yang salah dan seharusnya ditulis atlet. Hal ini disebabkan kata tersebut aslinya ditulis athlete. Satu konsep sederhana adalah sebagian besar huruf vokal tidak berubah.
Contoh
Practice → praktik
Extreme → ekstrem
Concrete → konkret
Ada dua hal yang kita gunakan dalam mengidentifikasi teks ulasan:
(1) struktur teks ulasan
Struktur teks ulasan terdiri atas empat bagian: orientasi ^ tafsiran isi ^ evaluasi ^ rangkuman
(2) ciri kebahasaan
Jika kita memerhatikan ciri kebahasaannya, teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas, seperti menggunakan kata sifat, kata kerja , dan pemilihan kata yang bersifat metafor (diksi) untuk memuji, mengkritik, atau menanggapi suatu hal. Selain itu, untuk menunjukkan hubungan yang logis antara satu pemikiran dan pemikiran yang lain dalam mengkritik, teks ulasan lebih cenderung menggunakan kalimat kompleks. Penggunaan kosakata dalam teks ulasan juga harus mengikuti penulisan yang baku.
Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian dan membayar 30 jt namun hasilnya nol, uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, Dengan tdk segaja sy buka internet dan sy melihat komentar ibu sri Rahayu dr jawa timur Tentang Bpk Drs Sulardi yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan mengurusnya sampai SK dia keluar, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau mau membantu saya dan menyuruh saya mengirim berkas saya melalui e-mail, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar juga, sy sangat berterima kasi kepada Bpk Drs.sulardi yg telah membantu sy, dan tak lupa mengucap syukur kepada ALLAH SWT karna melalui Bpk Drs.Sulardi, masa depan sy sudah cerah, jadi teman2 jgn pernah putus asah, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, dan sy sadar kalau tdk ada yg ngurus dr pst langsung meman sulit, karna banyaknya peserta. itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Drs.Sulardi, Hp:0823-3871-2222 Siapa tau belia masih bisa bantu. Untuk yg punya room, trima kasih untuk tumpanganya. Wassalm Ismail Yusup.
ReplyDelete